Thursday, February 16, 2012

Bahaya dan Efek Samping Obat Kuat Viagra

Anda pengguna Viagra, Cialis, atau Levitra? Jika iya, kini saatnya Anda mulai berhati-hati. Atau anda tertarik untuk mengkonsumsinya? Pikirkanlah ulang. Menurut peringatan terbaru di Amerika, rutin mengkonsumsi obat yang membuat pria tetap 'greng' di ranjang ini memiliki banyak efek samping, baik pada pendengaran, penglihatan hingga gangguan jantung dan berakibat fatal kematian.
Pernyataan bahaya Viagra ini dikeluarkan oleh FDA (Lembaga Obat dan Makanan AS) setelah memperoleh keluhan dari beragam konsumen Viagra, obat buatan Pfizer Inc. (PFE.N), yang mengalami kehilangan pendengaran secara tiba-tiba, bahkan penglihatan matanya menjadi berkurang.

Efek samping Viagra ini pertama kali dilaporkan oleh dua peneliti di RS Air Force, Bangalore, India, saat seorang pria berusia 44 tahun mengeluh tak bisa lagi mendengar setelah dia mengkonsumsi Viagra selama 15 hari, seperti dikutip dari newspedia, edisi Oktober 2007.

Sampai saat ini tercatat ada 29 kasus gangguan pendengaran yang disebabkan Viagra dan dua merk lain, Cialis dan Levitra. Di mana sekitar 70 persen penggunanya mengalami tuli permanen, dengan atau tanpa dibarengi gejala vestibular yang meliputi telinga berdengung, rasa pusing atau bahkan vertigo.

Kasus yang sama juga pernah terjadi pada 1996, di mana kasus kehilangan pendengaran terjadi setelah dua hari konsumsi obat.

"Kita tidak dapat mengatakan secara pasti semua itu disebabkan oleh obat, tapi kita juga tak bisa membiarkan kasus ini", papar Dr Robert Boucher, spesialis THT dari FDA.

FDA sendiri juga sudah mengeluarkan peringatan untuk Cialis (tadalafil), Levitra (vardenadil), dan Viagra (sildenafil). Semua obat ini rata-rata menggunakan mekanisme yang sama untuk membantu dan mempertahankan ereksi. Mereka membuat relaksasi pada otot polos, dengan menghambat enzim fosfodiestrase (PDE5). Otot polos ini berperan dalam impotensi yang disebut corpus kavernosum, yaitu jaringan yang mendukung ereksi. Namun sampai saat ini belum diketahui pasti apakah senyawa kimiwa tersebut bisa merusak telinga bagian dalam.


Di lain pihak dalam sebuah penelitian, periset dari Amerika Serikat juga mengatakan bahwa tujuh orang pasien mengalami gejala Non-Arthritic Ischemic Optic Neuropathy (NAION). Itu adalah gejala-gejala yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen setelah meminum pil Viagra (sildenafil) untuk mengatasi gangguan ereksi. Jika digabung dengan beberapa laporan terdahulu, penelitian ini mencatat total 14 kasus sildenafil yang berhubungan dengan NAION.


“Sebelumnya kita tahu, beberapa pria yang mengonsumsi Viagra mengalami perubahan penglihatan pada warna yang bersifat sementara. Mereka melihat semua benda berwarna biru atau hijau,” papar Dr. Howard D. Pomeranz dari University of Minnesota di Minneapolis, Amerika. “NAION merupakan kondisi yang lebih serius karena dapat menyebabkan kebutaan permanen.”


Sebagaimana dikutip Reuterhealth, Dr. Pomeranz juga mengatakan, asosasi yang terjadi seperti Viagra dengan gejala NAION dapat pula disebabkan oleh semua jenis obat ini juga pada penggunaan Cialis (tadalafil). Diuraikan dalam Journal of Neuro Ophthalmology Maret ini, umumnya pasien mulai mengalami gejala tersebut 24 jam setelah pemakaian Viagra.

Tanggapan produsen 'pil cinta'

Peraturan dari FDA ini mendapat sambutan dari berbagai produsen pil yang dikenal dengan 'pil cinta' tersebut. Eli Lilly (LLY.N), produsen Cialis dan GlaxoSmithKline Plc (GSK.L) yang menjual Levitra menganggap laporan tersebut hanya mewakili sedikit masalah yang sesungguhnya mengenai perangkat medis dan obat.

Pembuat obat Pfizer dan Lilly menyatakan data mereka tak menunjukkan hubungan sebab akibat apapun antara kehilangan pendengaran dan obat itu.

Wakil Presiden Pfizer Urusan Medis Dr. Ponni Subbiah mengatakan kehilangan pendengaran termasuk dalam bagian iklan Viagra pada labelnya dengan persetujuan FDA pada 1998. Itu terjadi pada kurang dari 2 persen pasien dalam percobaan klinis, yang dikatakannya secara statistik tidak besar dibandingkan dengan orang yang berada dalam kelompok pengganti.

Sementara itu, Keri McGrath, jubir Lilly, mengatakan kajian Lilly baru-baru ini mendapati sebanyak 1,1 peristiwa kehilangan pendengaran secara mendadak per satu juta pengguna Cialis, yang bisa dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan angka penduduk secara umum. Hampir 12 juta pria menggunakan resep obat tersebut.

Schering-Plough Corp. (SGP.N) dan GlaxoSmithKline, yang memasarkan Levitra di Amerika Serikat, melalui juru bicaranya Lee Davies mengatakan perusahaan mereka akan mematuhi permintaan FDA dan menyatakan semua kasus kehilangan pendengaran bersifat sementara.

Saat ini National Institute on Deafness and Other Communication Disorders mencatat sekitar 4 ribu kasus kehilangan pendengaran secara mendadak terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya.

FDA meminta pengguna Viagra untuk memeriksakan diri jika mengalami gangguan pendengaran usai mengkonsumsi viagra. Meski pada akhirnya pilihan tetap ada di tangan pada pasien? Mana yang lebih penting perkasa di ranjang atau kehilangan pendengaran?

Sumber: http://igama.or.id/index.php/artikel/430-bahaya-dan-efek-samping-obat-kuat-viagra

No comments: